Every Child Is Special
Aku dapet film ini dari kakakku yang lagi suka film India gara-gara 3 IDIOTS. Ternyata film ini juga bagus. Aku sempet mbrambang waktu nonton ini (lebay).
Jadi ceritanya tentang seorang anak bernama Ishaan Awesthi. Umurnya sudah 8 tahun, tapi ia belum bisa membaca atau menulis. Kalau menulis pasti terbalik, contoh : b menjadi d, d menjadi b. THE jadi EHT. Ia tidak bisa membaca, kalau disuruh membaca oleh gurunya dia bilang tulisannya “menari-nari”. Nilainya selalu jelek, karena ia tidak pernah menjawab soal dengan benar. Akhirnya ia selalu disuruh keluar oleh gurunya, diolok teman-temannya, pokoknya melas banget.
Karena orang tuanya sudah tidak tahan dengan kelakuannya, akhirnya Ishaan dikirim ke sekolah asrama. Di sana tetap tidak ada perkembangan. Ia selalu dihukum gurunya, lantaran tidak pernah bisa menjawab pertanyaan. Akhirnya ia menjadi down. Ia yang sebenarnya suka melukis, waktu disuruh melukis ia diam saja.
Suatu hari ada seorang guru baru yang bernama Ram Shankar Nikumbh. Ia mengajar kesenian. Dia bertanya-tanya mengapa Ishaan tidak bisa membaca dan menulis, selalu diam ketika ditanya, wajahnya selalu tampak tertekan. Dia melihat buku tulis Ishaan, meneliti tulisannya yang tidak pernah benar, dan akhirnya dia menemukan jawabannya. Ternyata Ishaan menderita disleksia, yaitu kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang dalam membaca dan menulis, karena tulisan yang dilihat selalu acak-acakan. Ram kemudian memberikan perhatian khusus pada Ishaan, mengajari Ishaan membaca dan menulis dengan metode yang berbeda. Ia bisa mengajari Ishaan karena waktu kecil Ram juga menderita disleksia. Akhirnya Ishaan bisa membaca dan menulis, meskipun masih sangat lambat.
Suatu hari sekolah mengadakan lomba melukis untuk seluruh guru, karyawan, dan murid. Lukisan yang terbaik akan dijadikan cover buku tahunan sekolah. Lomba sudah dimulai, tapi Ishaan belum tampak batang hidungnya. Ram gelisah menunggu kedatangannya. Akhirnya Ishaan datang ketika lomba sudah berjalan. Tibalah saatnya pengumuman. Ternyata lukisan terbaiknya ada dua. Yang satu lukisannya Ishaan yang melukis seorang anak yang duduk di tepi danau. Yang satu lagi lukisannya Ram, yang melukis Ishaan. Ketika penerimaan rapor, orang tua Ishaan melihat Ishaan sudah banyak berubah. Ia bukan lagi seorang anak bodoh yang minder, melainkan seorang anak yang cerdas dan berbakat. Terlebih lagi lukisannya menjadi lukisan terbaik, disamping lukisan Ram. Untuk pertama kalinya, orang tua Ishaan merasa bangga padanya.